Selasa, 02 September 2014

Sejarah dan Asal Muasal Desa Dibee


Sejarah Desa Dibee: Cerita rakyat Lamongan Sejarah dan Asal Muasal Desa Dibee. Dibee merupakan salah satu desa di kecamatan Kalitengah kab. Lamongan. Dibee terletak 25 km dari pusat kota Lamongan.

Desa Dibee terbagi menjadi 2 (dua) dusun:
1. Dusun Dibee
2. Dusun Pandanarang/Dangarang

Nama Desa: Dibee Nama Dibee berasal dari nama salah satu tetua/pemimpin pendirian desa. Di diambil dari nama pendiri desa sebut saja Mbah Dipo, dan bee/be’e adalah bahasa jawa, yag berarti mungkin/kemungkinan. baca juga Arti Nama Kramat Desa Dibee.

Pendirian Desa

Desa Dibee didirikan dengan cara babat alas/pemangkasan hutan, yang dipimpin oleh mbah Podi dan saudara saudara beliau, murid dari sunan drajat ini dikenal sebagai pemimpin yang sabar dan bijaksana, keteladanan beliau membuat banyak pendatang yang menetap di desa, sebagian keturunan merekalah yang sampai sekarang memadati populasi desa.

dalam membahas sejarah desa dibee tidak lepas dari kisah seorang muallaf perempuan, menantu bupati lamongan kala itu dan juga merupakan putri dari raja kediri.

Putri Kediri (Dewi Ayu Roro Bojo)

Kurang begitu ingat dan pasti nama asli dari putri kediri, kita sebut saja beliau Dewi Ayu Roro Bojo yang disebut juga dengan mbah Karimah. Mbah Karimah adalah salah satu dayang yang dihormati di desa Dibee, sebagian sumber mengatakan mbah Karimah ikut serta dalam pembangunan desa Dibee.

Mbah karima adalah salah satu putri dari kerajaan kediri (Hindu-budha) yang menikahi anak tunggal bupati Lamongan yang juga merupakan pemimpin pasukan lamongan dari kerajaan Majapahit, pada saat itu mbah Karimah menjadi Mu’allaf dan menjalani syari’at Islam dengan teguh, keteguhan beliaulah pada ajaran islamlah yang akhirnya beliau mendapatkan gelar Karimah artinya: yang dimuliakan.

Perpisahan dengan Suami

Masih sangat mudah usia pernikahan mbah Karimah dan suaminya, mereka harus berpisah karena sang suami mendapatkan tugas dari kerajaan Majapahit, menangkap tiga kawalan bandit tak terkalahkan yang meneror penduduk pada daerah yang saat ini kita kenal dengan Desa Gedong Kedo’an, Dukun kab. Gresik.

Dalam kurun waktu wajar sang suami tak kunjung kembali dewi ayu yang pada sa’at itu pada usia sekitar 23 tahun sangat mengkhawatirkan sang suami dan akhirnya memutuskan untuk mencari suaminya, pencarian itu sempat dilarang oleh mertua beliau namun dengan meyakinkan mertua atas kesetiaan cinta kepada sang putra akhirnya dewi ayu berangkat dengan harapan bertemu dengan suami tercinta. dengan dikawal prajurit kadipaten.

Perjalanan menyusul suami

sejarah desa dibee kalitengah

Ditengah perjalanan Dewi Ayu mendapat banyak cobaan yang berat, beliau terpisah dengan prajurit kadipaten, kurang jelas bagaimana ceritanya masih kabur, saya tidak menuliskanya. cobaan terberat beliau dihadang lelaki sakti mandraguna, konon ciri-ciri fisik lelaki tersebut memiliki cacat fisik pada wajahnya, dewi ayu diajak menikah, ditawarkan harta, diajak bersenang-senang. atas kesetiaanya dewi ayu menolak, namun lelaki tersebut tak hanya diam dan melakukan cara paksa keteguhan hati dewi ayu membuat lelaki tersebut marah dan terjadilah pertarungan. kalah dalam perbandingan ilmu dan fisik, dewi ayu terus berlari hingga sampailah beliau pada perkampungan, yang sekarang kita kenal dengan desa Dibee.

Sampai disini ada dua sumber berbeda ada yang mengatakan dewi ayu meninggal, dan sebagian sumber mengatakan dewi ayu masih hidup dan menetap di desa dibee.

Gedong Kedukan

Suami dewi Ayu meninggal ditangan tiga gerombolan bandit, konon meninggalnya beliau (suami dewi ayu) di Gedong/bungkus dan dibuang di Kedukan/Lubang. karena itu pula asal nama Desa Gedong Kedokan kec. Dukun, Gresik, jarak Gedong dan Dibee hanya berbatasan bengawan solo dan desa pengangsalan.

Sebenarnya masih banyak kisah, namun masih kabur dan ngambang jadi penulis tidak menuliskanya, takut terjadi penyalahan arti dan fakta. dan mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penalaran dan penulisan, kritik, saran dan pertanyaan bisa berkomentar, terimakasih.

referensi: 
Cak Taufik H. 
Bpk Karsono
Bpk Kepala Desa Supartin

0 komentar

Posting Komentar